Freepik.com
Indonesia layaknya surga bagi pengguna rokok. Bagaimana tidak, berdasarkan data yang dibagikan oleh Southeast Asia Tobacco Control Alliance (SEATCA) berjudul The Tobacco Control Atlas, ini mengatakan jika negara kepulauan yang satu ini memiliki jumlah perokok terbesar di Asia Tenggara, yaitu sebanyak 65, 19 juta orang. Angka tersebut sama dengan 34% dari total penduduk Indonesia pada tahun 2016.

Tak perlu jauh-jauh dengan melihat data yang dilakukan oleh sejumlah penelitian. Kamu juga bisa meneliti lingkungan sekitarmu. Bagaimana? Pastinya kamu sering kan melihat orang merokok di tempat umum atau di jalanan. Atau mungkin orang terdekatmu juga menjadi perokok aktif? Mulai dari teman atau keluarga.
Freepik.com
Mengutip dari penelitian sebelumnya, sebanyak 79,8% para perokok membeli rokok di warung, kios atau minimarket, dan sekitar 17,6% lainnya membeli rokok di supermarket. Belum lagi para pengecer rokok yang menjual rokok di pinggir-pinggir jalan. Diketahui Indonesia memiliki 2,5 juta gerai pengecer rokok. Lihat? Bagaimana mungkin para perokok Indonesia akan berkurang, jika mudahnya mendapatkan rokok dengan banyaknya pengecer.

Pastinya kamu tahu kan bahaya merokok untuk kesehatan? Bahkan peringatan berbahaya merokok yang bisa menyebabkan kematian, terpampang jelas dalam bungkus rokok itu sendiri. Tapi sayangnya, para perokok buta akan hal itu dan mereka tetap merokok. Padahal, kesehatan sangat penting untuk dijaga. Terlebih kondisi saat ini, masyarakat di seluruh dunia semakin khawatir akan kesehatannya melihat pandemi virus Corona yang terus memuncak.

Merokok di Tengah Pandemi

Freepik.com
Para perokok dinilai lebih rentan terkena virus Corona. Tapi nyatanya rokok di Indonesia terus meningkat di masa pandemi ini. Lantas, bagaimana cara mengatasi hal tersebut? Apakah cukai rokok harus naik di masa pandemi ini? Dan apa alasannya?

Pastinya kamu akan merasa resah kan bila berada di ruang terbuka dekat dengan perokok aktif kan? Bagaimana tidak, asap dari perokok tersebut menyebar dan membuat kenyamanan mu terganggu, bahkan kesehatanmu akan terancam jika kamu menghirup asap rokok tersebut. Maka dari itu diberlakukan lah cukai rokok.

Cukai rokok sendiri merupakan upaya pengendalian harga jual dari pemerintah Indonesia terhadap penjualan rokok dan produk tembakau lainnya seperti cerutu sigaret, serta rokok daun yang dipungut dan berlaku ketika pembelian. Tujuan dari pemberlakuan cukai rokok yaitu guna mengontrol peredaran barang. Mengingat rokok berpotensi besar mengganggu kesehatan dan kehidupan masyarakat dalam ranah publik.

Merokok di tengah pandemi tentunya hal yang seharusnya tidak dilakukan, karena keduanya dapat mengancam kesehatan. Dalam pembukaan Talk Show Ruang Publik KBR mengenai pembahasan Bea cukai rokok pada masa pandemi (29/7/2020), Professor Hasbullah Thabrany Ketua Umum Komnas Pengendalian Tembakau sendiri mengatakan jika virus Corona dan rokok merupakan dua hal yang bersahabat dalam merusak paru-paru.

"Virus ini (Corona) doyannya hidup di paru-paru kita. Jadi, dia sukanya di situ. Jadi mangkanya mencegahnya menutup saluran paru-paru. Di sisi lain orang merokok menghisap ke permukaan dalam paru-paru. Dan rokok merusak paru-paru," Ucapnya

Kabarnya cukai rokok mulai naik hingga 23% dan naik 35% dalam harga eceran per 1 Januari 2020. Menteri keuangan Sri Mulyani Indrawati sendiri mengatakan jika keputusan tersebut sudah disetujui oleh presiden Joko Widodo. Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, bahwa cukai rokok berfungsi untuk mengendalikan dampak dari produk tersebut baik untuk lingkungan maupun kesehatan. Dengan begitu, harapannya kenaikan cukai rokok dapat membatasi perokok di Indonesia.
Freepik.com
Kita tahu, bahwa konsumsi rokok di Indonesia bukan hanya dari kalangan orang dewasa, melainkan anak-anak remaja yang baru memulainya. Ada banyak faktor yang menyebabkan anak-anak remaja mencoba untuk merokok, salah satunya yaitu harganya yang murah dan mudah didapatkan.

"Faktanya dalam 5 tahun terakhir, anak-anak remaja tambah banyak yang merokok. Artinya harga rokok masih terjangkau oleh mereka. Jadi belum tercapai tujuannya (menurunkan konsumen rokok), maka harus dinaikkan lagi (harganya) supaya tercapai tujuannya," Lanjut Professor Hasbullah Thabrany Ketua Umum Komnas Pengendalian Tembakau dalam Ruang Publik KBR (29/7/2020).

Remaja yang mengkonsumsi rokok, bukan hanya membawa dampak pada kesehatannya, melainkan pada kehidupannya, di antaranya yaitu:


  • Rokok menimbulkan ketergantungan anak remaja
  • Rokok dapat mengganggu konsentrasi anak remaja
  • Rokok mengganggu kesehatan
  • Rokok membuat remaja menjadi malas belajar
  • Rokok dapat menurunkan kebugaran 
  • Rokok membuat remaja memiliki sifat boros


itulah beberapa penjelasan singkat mengenai bahaya rokok di tengah pandemi. Rokok bukan hanya dikonsumsi oleh orang dewasa melainkan para remaja dampaknya tentu sangat berbahaya bagi diri mereka. Lindungi kesehatan Anda dan berhenti merokok.



Post a Comment