Source: freepik.com

Seperti yang sudah kita ketahui, bahwa kemunculan pandemi COVID-19 memberikan dampak bagi kehidupan. Namun siapa sangka, pandemi ini memberikan pengaruh yang baik bagi alam, salah satunya laut. Kehadiran coronavirus memaksa setiap orang untuk tetap berada di rumah saja. Hal tersebut memberikan waktu bagi alam untuk beristirahat dari segala aktivitas manusia yang mungkin membuat alam tersebut rusak.

Pasalnya, sebelum adanya pandemi ini, banyak wisatawan yang berkunjung ke tempat wisata laut dan mempengaruhi ekosistem laut. Misalnya dengan meninggalkan sampah ke laut, membuat terumbu karang rusak dan kebisingan dari kapal-kapal wisatawan.

Kabar baiknya, setelah adanya pandemi ini tidak ada lagi wisatawan yang berkunjung ke laut, sehingga membuat keadaan laut semakin membaik, misalnya cepatnya pertumbuhan karang dan hewan-hewan laut dapat terlihat dengan jelas.

Selain memberikan dampak positif bagi keadaan laut, tetapi pandemi ini juga memberikan dampak negatif bagi ekonomi warga sekitarnya. Seperti yang kita ketahui, bahwa pemerintah Indonesia sendiri sudah menutup pariwisata selama kurang lebih tiga bulan lamanya, yang artinya tidak ada wisatawan dan tidak ada pemasukan.

Meskipun begitu, warga setempat dapat mencari peluang lain seperti memanfaatkan lahan dengan berkebun. Selain itu warga setempat juga bisa leluasa mengambil hasil lautan dan bersosialisasi satu sama lain di pelabuhan. Hal ini berbeda dengan sebelumnya, karena pelabuhan penuh untuk wisatawan.

Prof. Muhammad Zainuri, guru besar kelautan Universitas Diponegoro Semarang, sebelumnya menjelaskan dalam berita kbr mengenai objek wisata pantai yang dibagi dua, yaitu perairan nusantara di laut Jawa dan sekitarnya, serta perairan samudra. Di masa pandemi ini tentu perairan nusantara di laut Jawa akan mengalami perubahan. Meskipun berkurangnya sampah dari aktivitas wisatawan, namun perairan juga mendapatkan sampah rumah tangga dari bahan organik. Disatu sisi bahan organik menjadi sampah dan disisi lain menjadi simulator untuk populasi ikan.

Biasanya, wisata perairan dipenuhi oleh wisatawan yang memancing, kuliner dan lainnya yang mengganggu rehabilitasi di wilayah mangrove. Kabar baiknya, dimasa ini memudahkan perencanaan untuk melakukan rehabilitasi di wilayah yang biasanya terkena dampak bencana alam.

Perubahan Iklim Memberi Dampak pada Laut

Source: pixabay.com

Pasalnya perubahan iklim menjadi ancaman bagi dunia, termasuk memberikan dampak pada laut. Lalu, bagaimana upaya pencegahan perubahan iklim di laut?

Gita Anathasia, Pengelola Kampung Wisata Arborek Dive Shop Raja Ampat menanggapi pertanyaan tersebut dalam diskusi kbr, ia juga mengajak masyarakat untuk menjaga laut dengan:


  • Mengontrol wisatawan yang masuk dan memantaunya
  • Menentukan area yang boleh dilakukan aktivitas tertentu, misalnya memancing
  • Membentuk kelompok kerja yang memiliki tugas untuk memantau seberapa banyak wisatawan yang masuk
  • Menghimbau wisatawan saat melakukan aktivitas di perairan.


Aktivitas Manusia Memberi Dampak pada Laut

Source: pixabay.com

Bukan hanya perubahan iklim saja, aktivitas manusia sehari-hari juga memberi dampak pada laut. Lalu apa hubungannya?

Kebanyakan aktivitas manusia yang memberikan dampak pada perairan berkaitan dengan industri. Dimana banyak perindustrian yang dibangun di pinggir pantai dengan alasan mudah membuang limbah dan menyebabkan naiknya muka air laut dan meningkatan suhu permukaan laut. Hal tersebut dapat mengundang banyak bencana, seperti naiknya garis pantai. Dampak kerusakan laut juga pastinya memberikan pengaruh di darat, misalnya tenggelamnya pemukiman.

Lalu, Bagaimana Tugas Kita Menjaga Laut?

Source: pixabay.com

Di masa pandemi ini memberikan waktu bagi laut untuk beristirahat. Namun hal ini juga menjadi PR bagi kita untuk menjaga perarian setelah masa pandemi ini berakhir. Sudah menjadi kewajiban kita semua untuk menjaga laut. Berikut ini merupakan 5 cara sederhana yang bisa kita lakukan untuk menjaga laut, diantaranya yaitu:


  1. Sebagai wisatawan kita harus mengikuti peraturan serta bijak dalam melakukan aktivitas di wilayah perairan dan jadilah wisatawan yang ramah lingkungan
  2. Mengurangi konsumsi energi, seperti penggunaan AC, dan memilih lampu hemat energi. Meskipun sepele, namun hal ini dapat mengurangi efek pemanasan global.
  3. Kurangi penggunaan kantong plastik. Seperti yang sudah kita ketahui sampah plastik akan sulit terurai. Bisa saja sampah plastik terbuang kelautan dan membunuh hewan di laut.
  4. Bergabung dengan organisasi pencinta lingkungan. Dengan begitu kita bisa berkontribusi besar untuk menjaga bumi dan laut.
  5. Kerjasama antara pemerintah dengan masyarakat di sekitar pesisir pantai. Pemerintah harus bisa menghimbau masyarakat untuk mengetahui potensi yang mereka miliki, sehingga mereka bisa memberikan partisipasi yang baik dalam pariwisata.


Itulah beberapa ulasan mengenai lingkungan laut yang harus kita jaga, mulai dari diskusi kbr mengenai hal yang berdampak pada laut hingga cara sederhana yang bisa kita lakukan untuk menjaga laut. Semoga setelah masa pandemi ini berakhir kita tetap bisa menjaga laut dan hewan didalamnya.

Saya sudah berbagi pengalaman soal perubahan iklim. Anda juga bisa berbagi dengan mengikuti lomba blog "Perubahan Iklim" yang diselenggarakan KBR (Kantor Berita Radio) dan Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN). Syaratnya, bisa Anda lihat di sini.

Post a Comment